165 research outputs found

    EDUKASI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI DESA TARAWEANG KABUPATEN PANGKEP

    Get PDF
    Masa remaja merupakan peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. Artinya, proses pengenalan dan pengetahuan kesehatan reproduksi sebenarnya sudah dimulai pada masa ini, Kurangnya edukasi terhadap hal yang berkaitan dengan reproduksi nyatanya bisa memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan. Salah satu hal yang sering terjadi karena kurangnya sosialiasi dan edukasi adalah penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya nyawa remaja , bertujuan untuk memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat, khususnya orang tua dan remaja bahwa pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi, serta untuk mengurangi angka kematian bayi yang terdapat pada kasus pembuangan bayi, Metode kegiatan dalam PKM ini menggunakan ceramah dan diskusi, materi yang diberikan yakni kesehatan reproduksi remaja,  kapan itu usia remaja, pentingnya kesehatan reproduksi pada remaja, dari pelaksanaan kegiatan PKM, berdasarkan hasil evaluasi pre test dan post test, peserta menunjukkan peningkatan pemahaman terhadap materi  yang diberika

    PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD TERHADAP SEKSUALITAS PADA PASANGAN USIA SUBUR

    Get PDF
    ABSTRAKAlat konrasepsi dalam Rahim (AKRD/IUD) merupakan alat kontrasepsi yang terpasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan metode pil, suntik, dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim memiliki pengaruh pada perdarahan post seksual. Hal ini disebabkan oleh posisi benang yang menggesek mulut rahim atau dinding vagina Beberapa kasus efeks ­­­samping ini menjadi salah satu penyebab dropout pada akseptor, terutama disebabkan oleh perasaan tidak nyaman yang dirasakan baik oleh akseptor maupun dari pasangan. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan kontrasepsi IUD Terhadap Seksualitas pada Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Pallangga Kab.Gowa.Metode Penelitian yang digunakan deskripsi Analitik dengan pendekatan crosssecsional,populasi dalam penelitian ini adalah semua Pasangan Usia Subur dan menggunakan IUD sebanyak 118 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, didapatkan sebanyak 30 responden dimana 15 responden  Penggunaan IUD  baru dan 15  responden pengguna IUD Lama. Pengujian hipotesis mengunakan analisis uji Chi-square  (α=0,05). Hasil penelitian menujukkan Penggunaan kontrasepsi  IUD  mempengaruhi aktivitas seksual pasangan diperoleh nilai ρ value=0,046  jika di bandingkan dengan nilai α =0,05, maka ρ<α. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan kontrasepsi IUD Terhadap seksualitas di wilayah kerja puskesmas pallangga kab.Gowa.Namun, efek dari penggunaan IUD memiliki pengaruh terhadap kenyamanan dalam aktivitas seksual, tetapi efek tersebut akan berkurang bahkan hilang dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun penggunaan IUD ini dilihat dari hasil penelitian pengguna IUD lama kenyamanan dalam aktivitas seksual sebanyak 13 responden ( 87,7%) dan yang tidak nyaman sebanyak 2 responden (13,3%)  sementara pengguna baru lebih merasa tidak nyaman dalam aktivitas seksual dari data di dapatkan 8 responden (53,3%) yang nyaman dalam aktivitas seksual sebanyak 7 responden ( 46,7%) .kesimpulan terdapat pengaruh penggunaan IUD Terhadap Seksualitas pasangan usia subur diwilayah kerja puskesmas pallangga kab.gowa Di sarankan hasil penelitian ini dapat sebagai pedoman dan acuan dalam penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis dampak hormonal pada fungsi hubungan seksual pasangan usia subur

    Control Blood Sugar Levels by Brisk Walking Method

    Get PDF
    Diabetes mellitus (DM) is a chronic disease, and specific treatments are needed in order to control blood glucose. In addition to pharmacological therapy, non-pharmacology therapy also takes an important role to control blood glucose levels and should be done regularly. Brisk walking is one example of physical activity which included in non-pharmacology therapy and can improve body expenditure. This activity can help DM patient to control their blood glucose level within the normal range. The physical activity of Brisk Walking, which is one type of exercise that can maintain blood sugar levels within the normal range, especially in people with Diabetes Mellitus. This study aimed to determine the effect of Brisk Walking on the blood glucose level of DM patients at Tamalenrea Health Center Makassar City. This study adopted a quasy experiment and a one-group pre-post test design. A total of 16 respondents were selected purposively based on the determined criteria. Data analysis of the difference of blood sugar level between the treatment and control was carried out by using the Spearman correlation test with SPSS version of 21. The difference was significant with the value of p 200 mg/dl) (218.81%). So it can be concluded that by doing physical activity Brisk Walking can control blood glucose levels

    PERAWATAN PENGHISAPAN SEKRET ENDOTRAKHEAL PADA PENDERITA PNEUMONIA DAN BRONKOPNEUMONIA PADA KLIEN DENGAN VENTILATOR MEKANIK

    No full text
    Stigma dan diskriminasi memberikan pengaruh yang lebih luas dibandingkan virus HIV itu sendiri. Adanya stigma dan diskriminasi oleh bidan dapat disebabkan karena minimnya pengetahuan mengenai HIV/AIDS sehingga muncullah stigma secara public stigma, self stigma serta fel or perceived stigma. Akibat adanya stigma secara tidak langsung atau tanpa disadari bidan memberikan perlakuan yang tidak adil sehingga memunculkan diskriminasi secara tekonisme. Tujuan : untuk mengkaji dan menganalisis secara mendalam mengenai stigma dan diskrminasi bidan pada ibu hamil yang terdiagnosa HIV/AIDS di Kota Makassar. Metode Penelitian : kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek penelitian terdiri dari sebanyak 7 informan yaitu Bidan pusekesmas dan konselor. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis content dan diolah dengan cara deskriptif isi. Hasil : menunjukkan bahwa stigma dan diskriminasi bidan pada ibu hamil yang terdiagnosa HIV/AIDS, minimnya pengetahuan terkait HIV/AIDS sehingga  menganggap penularan HIV/AIDS melalui udara, air liur serta sentuhan padahal penularan HIV/AIDS dari cairan tubuh  dan harus langsung masuk ke peredaraan darah serta menganggap ibu hamil yang terdiagnosa HIV/AIDS adalah wanita yang bekerja di bar atau café dan memiliki perilaku menyimpang, menganggap ibu hamil HIV dan AIDS memiliki virus mematikan dan membahayakan sehingga bidan akan membedakan pelayanan pada ibu hamil HIV dan AIDS dengan ibu hamil lainnya
    corecore